Cabai besar merupakan tanaman dikenal mempunyai banyak serangan hama dan penyakit. Karena banyaknya hama dan penyakit serta besarnya kerugian yang ditimbulkannya, Petani selain mengalami gagal panen, juga harus mengeluarkan biaya pengendalian hama dan penyakit yang sangat tinggi. Di beberapa tempat di Jawa biaya pengendalian hama dan penyakit pada budidaya cabai besar intensif mencapai 30% dari seluruh biaya produksi.
Hama dan penyakit pada tanaman cabai bukanlah sebuah hal yang statis. Hama dan penyakit akan sangat tergantung dari lokasi varietas yang digunakan dan teknik budidaya yang dilakukan. Masalah hama dan penyakit pada cabai merupakan hal yang dinamis. Hama thrips menjadi masalah hama yang paling penting pada hampir di seluruh pertanaman cabai di Indonesia. Demikian juga dengan serangan penyakit virus kuning (virus gemini) yang akhir-akhir ini menjadi hal yang lazim ditemui di beberapa sentra produksi cabai.
Untuk lebih detailnya silahkan Download artikel ini… BIOEKOLOGI HAMA PENYAKIT CABAI
Pemilihan Lokasi
Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas, namun demikian beberapa hal perlu memperhatikan lokasi yang tepat, yaitu:
PEMILIHAN LOKASI
Pemilihan lokasi dilaksanakan dengan memilih daerah tanam di daerah budidaya sesuai persyaratan tumbuh bawang merah. Hal ini dilakukan untuk mencegah kegagalan dalam proses pertumbuhan dan produksi, serta dapat menghasilkan bawang merah yang optimal standar lokasi budidaya. Standar lokasi persyaratan tumbuh bawnag merah sebagai berikut :
PEMBENIHAN
Memilih benih varietas hybrid (F1) yang memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan agroklimat setempat dan memiliki pasar yang jelas.
PEMBIBITAN
Media tanam adalah tanah : pupuk kandang ( 2:1) dimasukkan ke polybag ( 8cm x 10cm), diletakkan dalam sungkup ( ditempat terbuka dan sirkulasi udaranya baik).
Sungkup terbuat dari rangka bamboo, bentuknya melengkung setengah lingkaran (lebar 1 – 1,25m, tinggi 0,5-0,6m)