Upaya peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi dengan perluasan areal tanam ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Strategi peningkatan produksi dapat ditempuh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi) serta upaya-upaya peningkatan luas tanam, baik melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah.
Upaya-upaya tersebut masih memungkinkan dengan tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil-hasil penelitian Balitbangtan yang belum secara optimal diimplementasikan di tingkat petani.
Karena itu harus ada terobosan agar terjadi lompatan produksi. Salah satunya dengan peningkatan produktifitas melalui teknologi Jajar Legowo Super.
Artikel selengkapnya di bawah ini.
Di Kabupaten Grobogan tanaman padi ditanam di sawah baik pengairan teknis maupun tadah hujan yaitu pada awal musim hujan atau MT I (bulan Oktober-November) dan MT II pada bulan Februari-Maret yang meliputi hampir seluruh 19 Kecamatan di Kabupaten Grobogan. Varietas ciherang masih menjadi primadona dikalangan petani Grobogan Karena sifat-sifat : (1) Memiliki potensi hasil yang tinggi (2) Relatih lebih tahan hama penyakit (3) Lebih disukai oleh pasar (pedagang). Varietas lain Inpari 13, memiliki keunggulan berumur lebih pendek (genjah), lebih tahan serangan hama wereng, dan sebenarnya potensi hasilnya tidak kalah jia dibandingkan dengan ciherang, Untuk menghasilkan hasil maksimal perlu memperhatikan beberapa hal yaitu :
PILIH BENIH VARIETAS UNGGUL :
Benih yang digunakan adalah benih bermutu dan bersertifikat. Untuk menjamin kualitas benih sebelum disemai dilakukan perlakuan benih (seed treatment). Perlakuan benih bertujuan untuk menyeleksi benih sehingga didapatkan benih yang akan disemai benar-benar berkualitas, memiliki daya tumbuh yang baik, sehat serta bebas hama penyakit bawaan. Proses seleksi benih secara tradisonal dengan ‘merimbang’ dengan larutan garam dan telur. Benih yang dipakai yang tenggelam sedangkan yang mengapung untuk pakan ternak. Teknik ini sudah cukup dikenal dan diterapkan oleh para petani Grobogan.
PENYIAPAN LAHAN
Padi ditanam di lahan sawah pada MT I dan atau MT II. Pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi tanah dan ketersediaan air. Pengolahan tanah bertujuan untuk :
PERSEMAIAN
Sejak dari persemaian harus dipayakan tanaman dalam keadaan sehat bebas hama penyakit. Persemaian sebaiknya tidak terlalu rapat, dengan luasan 5% dari luasan lahan benih yang digunakan 25 kg/Ha. Pindah tanam dari persemaian ke lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanaman masih muda kurang dari 20 hari, ini penting supaya tanaman lebih cepat beradaptasi, pertumbuhan akar dan tunas dapat optimal sehingga tanaman lebih sehat.
SYARAT TUMBUH UBI JALAR
Ketinggian 500-1000 m dpl, Suhu optimal 250C-270C, Curah hujan 750-1500 mm/tahun, pH tanah 5,5-7,5
Jenis tanah pasir berlempung, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik
PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL
Daya, Borobudur, Prambanan, Muara Takus, Mendut, Kalasan, Cangkuang, Sewu, Cilembu, Sari, Boko, Sukuh, Jago, Kidal, Shiroyutake, Papua Solossa, Papua Pattipi, Nagara KB-1, Sawentar, Beta 1, Beta 2, Kuningan Putih dan Kuningan Merah
BIBIT/STEK
Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanaman jagung yang diusahakan petani biasanya ditanam pada awal musim penghujan (labuhan), marengan dan musim kemarau.
Jenis tanaman jagung yang ditanam oleh petani jagung di Kabupaten Grobogan sebagian besar (98%) menanam jenis jagung hibrida dengan alasan kualitas benih bagus, produktivitas jagung hibrida tinggi dan benih mudah didapat.
Teknik penanaman jagung varietas ini pada dasarnya sama dengan teknik penanaman jagung secara Umumnya. Teknik budidaya tanaman jagung hibrida yang dilakukan petani di Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut :
PENGOLAHAN LAHAN
TANAM
Benih jagung hibrida yang dipasar biasanya sudah ditambahkan perlakuan seed treatmen, namun petani di kabupaten Grobogan tetap menambahkan fungisida untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh jamur/fungi atau penyakit bulai.